Title : Stuck in the Witch’s World
Main Cast :
Park Chorong, Nam Woohyun
Support Cast :
Yoon Bomi, Jang Hyerim, Xiao Luhan, Kim Sunggyu, Infinite members and others
Genre : Fantasy, Romance, Comedy, Sad
Rating : PG-15
Chapter I
~ Cerita ini
hanyalah karangan fiksi semata . Mian jika banyak typo bertebaran. Happy
Reading dan Khamsahamnida ^_^ ~
Summary :
Aku adalah seorang yeoja berusia 20 tahun. Aku suka sekali menjelajahi hutan.
Teman-temanku sering menyebutku si ‘Yeoja Penakluk Hutan’. Mereka memberi
panggilan itu karena setiap kali menjelajah hutan, aku tak pernah tersesat. Aku
selalu menemukan jalan untuk keluar dari hutan. Akan tetapi….kali ini berbeda.
Aku tak bisa menemukan jalan keluarnya. Aku juga tak tahu tempat apa ini.
Tempat seperti ini tak pernah kulihat sebelumnya. Terlihat asing. Apakah aku
sedang bermimpi sekarang?? Jika benar demikian, maka bangunkanlah aku!! ~ Park
Chorong.
:: Chorong
POV ::
Ahh…..Saat
ini bunga-bunga bermekaran dengan indah. Warna-warninya menyebar rata
disepanjang jalan. Ya. Musim semi telah tiba sejak sebulan lalu. Hampir setiap
pagi di musim semi terdengar suara
burung berkicauan. Sungguh indah. Mereka berterbangan hilir mudik kesana-kemari
dengan riang, seperti membawa keceriaan bagi pasang mata yang melihatnya.
“Enghh” aku menggeliat pelan diatas tempat
tidur. Dengan perlahan aku mencoba untuk duduk, kedua tanganku mengucek pelan
mataku yang masih sedikit terpejam. “Jam berapa ini??” gumamku.
Tok..tok..tok..tok….. Terdengar suara pintu
kamar yang diketuk. “Chorong-ah,,apa kau sudah bangun” teriak pelan seorang
wanita, dialah Ibuku. Kim Hae Sun.
“Nde Eomma…Aku
sudah bangun”.
“Cepatlah kau bersiap-siap nak….Appa sudah
menunggumu di lantai bawah”.
“Nde Eomma….Aku akan segera turun”.
Hari Senin. Hari pertama ditiap minggu. Semua
rutinitas harian harus kukerjakan. Dan hari ini jadwalku cukup padat tentunya.
Mungkin seharian ini aku akan menjadi sosok penghuni universitas. Setelah jam
kelasku berakhir nantinya, aku masih harus menghadiri rapat antar sesama petinggi
sekaligus anggota-anggota organisasi. Hampir disetiap liburan, organisasi-ku
selalu mengadakan acara jelajah hutan. Yaa. Organisasi yang aku ikuti adalah
organisasi jelajah hutan. Itu adalah hobiku semenjak remaja.
Awalnya Appa dan Eomma
bersikeras melarangku untuk mengikuti organisasi sejenis itu. Mereka takut jika
aku tersesat dan sebagainya, khawatir layaknya orang tua kebanyakan. Aku harus
merengek-rengek terlebih dahulu untuk meminta persetujuan mereka. Hingga
akhirnya hati mereka melunak dan menyetujui permintaanku. Tentu saja hal itu
tak gratis. Ada beberapa syarat yang harus ku pikul. “Pertahankan nilai-nilaimu dan jangan pernah tersesat sekalipun, arra”.
Huh….Aku selalu terbayang-bayang akan kalimat
bersyarat dari Appa. Sulit sekali jika harus mempertahankan nilai dengan
mengikuti organisasi semacam itu. Sangat-amat-banyak waktu yang akan tersita.
Akan tetapi, demi hobiku yang satu ini, aku harus berjuang. Aku harus belajar
dengan lebih giat dan sebisa mungkin untuk mempertahankan prestasi belajarku.
Setelah selesai bersiap-siap aku segera keluar
dari kamar. Berjalan menuruni anak tangga dan mengedarkan pandanganku kearah meja
makan.
“Selamat pagi Appa….Eomma”sapaku riang.
:: Author
POV ::
“Selamat pagi Appa….Eomma” sapa gadis itu
riang.
“Cepatlah Nak, kamu tidak mau kan jika
terlambat di kelasmu pagi ini” ujar Ibu-nya mengingatkan.
“Dimana Oppa……Apa dia sudah berangkat
duluan??”
“Iya, dia berangkat pagi-pagi sekali hari
ini”. Jawab seorang pria paruh baya yang duduk dihadapannya. Park Ki Yoon. “Apa
jadwalmu hari ini cukup padat??” lanjutnya lagi.
“Nde Appa. Hmm,,Aku juga akan pulang saat
menjelang petang nanti”.
Mereka menikmati sarapan dalam diam. Sesekali
terdengar suara piring dan sendok yang saling beradu. Setelah menyelesaikan
sarapannya, gadis itu berangkat bersama Ayah-nya. Kebetulan, perusahaan Ayah-nya
terletak satu arah dengan arah universitasnya. Seoul University.
7.15 KST
Seorang gadis -Park Chorong- tengah berjalan dengan
terburu-buru. Ditangan kirinya tergenggam selembar karton putih. Ia melangkah
menuju ruang kelasnya. Setibanya disana ia lantas duduk seraya mengatur laju
nafasnya yang sedikit tersengal-sengal. Ia membuka buku catatan dan membacanya
sekilas. Songsaengnim yang dijadwalkan untuk mengajar kelasnya pagi ini sudah
memasuki kelas. Mengajar seperti biasanya. Gadis itu memperhatikan dengan
seksama hingga kelas usai. Tepat pukul 1 siang kelas telah dibubarkan. Waktunya
jam makan siang.
Gadis yang mengambil jurusan ilmu managemen itu
bersama dengan sahabatnya-Bomi-, menuju kantin untuk menikmati santap siang.
Duduk di bagian sudut kantin yang merupakan tempat duduk favorit mereka. Tak
lama setelah mereka memesan makanan, seorang namja tampan datang menghampiri.
“Annyeong..”
sapanya. Namja itu adalah Xiao Luhan, si pria China yang notabene-nya adalah
namjachingu Chorong. Keluarganya terbilang cukup dikenal banyak orang di Seoul.
Ayahnya merupakan seorang pemilik yayasan universitas-universitas terkemuka. Tak
heran jika banyak yeoja yang mengagumi sosoknya.
“Nde Lu. Nado annyeong….Kau lama sekali
datangnya” Chorong mengeluarkan komentarnya.
“Mianhae chagiya, Aku harus mengurus beberapa
hal tadi. Hmm, jam berapa kau pulang nanti??”.
“Sepertinya menjelang petang Lu. Hmm, Kau
pulang saja duluan. Aku bisa pulang bersama Bomi nantinya. Iyakan Bomi-ya??”.
“Ye. Aku
akan pulang bersamanya” Bomi menjawab dengan agak kikuk. Sedikit tak biasa.
Bomi adalah sahabat karib Chorong sejak kecil.
Ia juga sering menginap di rumah Chorong. Begitupula sebaliknya. Mereka berdua juga
memiliki hobi yang sama-sama terbilang extreme.
Sebentar lagi rapat organisasi akan segera
dimulai. Para petinggi beserta anggota-anggotanya harus datang tepat waktu. Hal
itu tentu membuat mereka harus segera menghabiskan makanannya.
-
-
-
-
Rapat siang ini dimulai. Seluruh petinggi organisasi
jelajah hutan sudah berkumpul di ruang yang dijadwalkan. Ketua organisasi,
Myungsoo-sunbaenim membuka agenda rapat. Ia memberi beberapa kata sambutan
kecil bagi para junior-juniornya. Setelah itu ia memerintahkan Chorong-sang
wakil ketua- agar berdiri didepan dan menjelaskan tujuan dimana penjelajahan
kali ini akan berlangsung.
“Kita akan mulai menjelajah seminggu sebelum
musim dingin tiba. Tujuan penjelajahan adalah hutan Majikku. Kita akan melewati
jalur barat yang tidak terlalu curam untuk dilalui. Mengingat jika hutan ini cukup extreme, jadi
pastikan kalian membawa semua hal yang diperlukan nantinya. Arraseo??”.
“Nde sunbaenim”.
-
-
Rapat itu berakhir setelah waktu menunjukkan
pukul 4 sore. Akan tetapi para petinggi organisasi harus berkumpul untuk
membahas hal-hal yang belum sempat dibahas sebelumnya di ruang rapat.
“Apa kau yakin kita akan pergi ke hutan itu
Chorong-ah??”tanya Myungsoo memastikan. Ia kurang setuju dengan tujuan
penjelajahan kali ini. Terlalu berbahaya fikirnya.
“Nde Myung. Aku sudah yakin. Lagi pula kita
belum pernah menjelajah kesana bukan?? Hei, tunggu sebentar….Apa jangan-jangan
kalian khawatir mengenai mitos yang sering terdengar itu eoh??” selidiknya.
“Chorong-ah, itu bukan hanya sekedar mitos
biasa….” Ujar seorang petinggi lainnya, Hoya.
“Anieyo, hal ini tetap tak bisa dibatalkan
begitu saja. Aku juga sudah belajar mengenai hutan itu. Jalan keluarnya pun cukup
mudah untuk ditemukan. Kalian tak perlulah khawatir seperti itu….”.
Akhirnya setelah mendengar penjelasan Chorong,
mereka tak lagi merasa ketakutan seperti saat sebelumnya.
Sebelum sinar matahari sore terbenam, Bomi sudah
bersiap untuk mengantarkan Chorong. Disepanjang perjalanan pulang, meraka
berdua sibuk membicarakan hal-hal yang mereka anggap menyenangkan. Hingga
disuatu waktu, Chorong teringat akan hutan Majikku.
“Bomi-yaa..Apa menurutmu mitos di hutan Majikku
itu benar-benar ada??”.
“Sepertinya memang benar begitu. Aku juga pernah
membaca sebuah artikel Chorong-ah. Artikel itu menjelaskan bahwa sekitar 2
tahun lalu ada seorang penjelajah seperti kita yang melihat beberapa penyihir sedang bertarung. Ihh…Menyeramkan
bukan….”.
“Ckckckck,,Apa hanya itu mitosnya??” ujar
Chorong yang terdengar seperti sebuah sindiran.
“Hmm, Mollayo….Aku hanya membaca sekilas saja
waktu itu”.
“Walaupun memang benar berita tentang adanya
penyihir itu, tapi tetap saja aku tak akan takut”.
“Jinjjayo?? Mengapa aku seperti tak percaya
yaa??” Bomi berkomentar, matanya melirik geli kearah Chorong. Membuat Chorong
tertawa.
“Hahahaha….Kita lihat saja nanti”
-
-
-
-
Hutan Majikku, Hutan lebat ini merupakan salah
satu hutan yang dihuni oleh dua klan penyihir dari masa kerajaan dinasti
Joseon. Mereka tinggal dan beraktivitas layaknya manusia kebanyakan. Hanya saja
wilayah tempat tinggal mereka tak banyak diketahui oleh para manusia. Hanya
segelintir orang saja yang pernah menjangkau wilayah mereka.
Para penyihir yang ada di hutan Majikku
tinggal di dua kerajaan yang berbeda. Kerajaan Han’ei dan Kerajaan Yami.
Kerajaan Han’ei dipimpin oleh Raja Nam Jae
Hoo. Dia adalah seorang raja yang dikenal dengan sifat bijaksananya. Istrinya, Ahn Seo Ji telah
meninggal 23 tahun lalu disaat melahirkan putra semata wayang mereka -Nam Woo Hyun-. Kini, Nam
Woo Hyun telah tumbuh menjadi sesosok pemuda yang tangguh. Suatu saat nanti, ia
akan menggantikan kedudukan sang ayah unuk menjadi seorang raja.
Berbeda dengan Kerajaan Han’ei, Kerajaan Yami,
dipimpin oleh seorang Ratu yang dikenal dengan perangainya yang angkuh. Ratu
Song Mii Kyu. Ia adalah seorang Ratu yang menghalalkan segala cara untuk
memenuhi apa yang diinginkannya. Ia sangat membenci keluarga Nam Jae Hoo. Ia
juga memiliki seorang keturunan yang cantik –Jang Hye Rim- . Akan tetapi, Jang
Hye Rim memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan sifat ibunya.
Perlu diketahui juga bahwa hampir disetiap
malam di hutan Majikku, seringkali terlihat beberapa pengawal kerajaan yang selalu
menemani sang putra Kerajaan Han’ei berlatih sihir. Putra Kerajaan itu selalu
berlatih di tempat yang terbilang cukup jauh dari wilayah kekuasaannya. Dengan
menunggangi kuda putih, ia meminta beberapa pengawal setia untuk menyerang
dirinya.
“Kalian, majulah lawan aku…..” perintahnya.
“Tap….tapi….”.
“Cepatlah…..” sergahnya kesal.
Dengan bermodalkan kemampuan sihir yang dikuasainya,
Woohyun selalu menangkis semua serangan dari pihak pengawal. Bibirnya terbilang
cukup cekatan dalam merapalkan banyak mantra. Para pengawalnya seringkali
dibuat kelimpungan.
“Sekarang kita pulang, besok kita latihan
lagi, arra??”.
“Nde Tuan Muda”.
Woohyun, ia juga seorang yang agak acuh.
Pemuda itu terbilang tak cukup bijak jika memimpin kerajaan suatu saat nanti. Jarang
sekali ia tersenyum, apalagi tertawa. Wajah tampannya sering diliputi dengan kesan
dingin. Ia hanya akan memperlihatkan senyumnya jika berada didepan sang sahabat, Hye Rim. Walaupun
sudah sangat jelas Ratu Mii Kyu membenci mereka, hal itu tak lantas ikut membuat
Hye Rim membenci Woohyun juga. Dirinya selalu diterima baik jika berkunjung ke keluarga
kerajaan itu.
Seringkali Hye Rim diperingatkan Ibunya agar
tak lagi dekat-dekat dengan musuhnya. Akan tetapi Hye Rim tak menggubrisnya, ia
terus saja bersahabat dengan Woohyun.
“Eomma….Apa salahnya jika aku berteman
dengannya?? Ia seorang pemuda yang baik” Begitulah yang sering Hye Rim ucapkan
disaat ia dan Ibunya sedang berdebat.
“Ia tak pantas menjadi temanmu Hye Rim-ah….Ingat
itu!!”. “Dan jangan pernah bertanya mengenai alasannya….!!” Terangnya dengan
penuh penekanan.
-
-
-
-
:: Chorong
POV::
“Bomi,,ireonna….Bomi-yaa….bangunlah..palli..”
sudah berulang kali aku membangunkannya. Dia masih saja bergelung dengan
selimut tebalku. Ya. Semalam ia menginap dirumahku. Setelah mengantarkanku
pulang, Ibu menyuruhnya untuk makan malam bersama. Jelas saja ia tak akan
menolak masakan Ibuku yang super enak itu. Dan akhirnya, disinilah ia berada sekarang.
Tergeletak bebas diatas tempat tidurku.
“Hya,,Bomi-ya….Apa kau ingin kita terlambat
eoh?? Palli ireona hya” tanganku mengguncang-guncang lengannya, berharap jika
ia akan segera terbangun.
“Eohh….Chankamanyo….Aku masih mengantuk….”
Sahutnya dengan suara khas orang bangun tidur.
“Hyaa,,Ini sudah jam berapa Bomi-ya….Apa kau
lupa jika yg mengajar pagi ini adalah Ahn Songsaengnim!?”.
“Ahn Songsaengnim….Ahn Songsaengnim….” Bomi
menyebut-nyebut nama Ahn Songsaengnim, sepertinya ia masih belum terbangun dari
tidurnya…..ckckckck..
“Mworago!? Ahn Songsaengnim?? Kyaaaa…..” tak
lama setelah terbangun, ia langsung melompat dari atas tempat tidur. Secepat
kilat berlari masuk kedalam kamar mandi.
Aku yang melihat bagaimana reaksinya pagi ini
hanya bisa tertawa pasrah.
Tak berapa lama setelah itu, ia melangkah
keluar.
“Chorong-ah,, Tolong
pinjami aku sepasang bajumu eoh?”
“Ambil saja di lemari pakaianku Bomi-ya”.
“Ye,, Gomawo”. Setelah mengambil pakaian dari dalam
lemari, ia lantas masuk kedalam kamar mandi lagi. Berganti pakaian disana.
Ckckckck….Sahabatku terlihat tergesa-gesa sekali.
Sejujurnya, Ia memang sangat takut jika Ahn Songsaengnim yang mengajar dikelas.
“Songsaengnim itu menyebalkan sekali” sungutnya
kesal setelah keluar dari dalam kamar mandi.
“Aku rasa tidak begitu…..Ia melakukannya
karena ingin anak didiknya sukses Bomi-ya..Kkeke” sahutku, terkekeh geli.
Pagi ini aku dan Bomi berangkat bersama menuju
universitas. Setibanya disana, aku melihat Luhan yang sedang duduk disebuah
kursi panjang di area depan universitas. Aku dan Bomi datang mengampirinya.
“Lu….” Sapaku. Bomi hanya berdiri disampingku tanpa mengucapkan sepatah kata
pun.
“Ye….Kau sudah datang chagi” balasnya seraya
tersenyum lebar. Wajah tampannya terlihat bersinar saat terpapar cerahnya sinar
matahari seperti saat ini.
“Nde, mengapa kau menungguku disini Lu??”
“Aku hanya ingin memberimu sesuatu….”
Tangannya mengambil sebuah kotak hijau dari dalam sakunya. Perlahan ia berdiri dihadapanku.
Membuka kotak hijau itu dengan perlahan. “Ini untukmu” ujarnya singkat.
“Lu….tap….”
“Sudahlah,,Aku pakaikan ya” tawarnya lembut.
Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku. Bibirku
sungguh terkatup rapat. Membisu. Aku rasa hatiku sudah seperti ladang bunga
saat ini. Aku juga terlalu malu untuk berbicara mengingat Bomi masih berdiri
ditempat awalnya, tepat disampingku.
Luhan mendekatkan tubuhnya. Aroma tubuhnya
menyeruak masuk kedalam indera penciumanku. “Sungguh manis” batinku. Tangannnya
mulai memasangkan benda yang diperlihatkannya tadi.
“Cocok sekali untukmu…..Kalung ini jangan
sampai hilang ya. Ini akan memudahkanku untuk melacak keberadaanmu..Aracchi!?”
ujarnya bersungguh-sungguh.
“Seperti aku akan hilang saja Lu….humm,,tapi....gomawo
untuk semua perhatianmu ini”.
“Tentu saja aku harus memberimu benda itu, aku
tidak mau jika kau sampai tersesat di hutan”. Mata Luhan menyorotkan ketulusan,
kedua tangannya kini menyentuh pipiku pelan.
“Aiisshh,, Sepertinya aku sedang menonton
sebuah drama pagi ini” celoteh Bomi, ia menyunggingkan senyum manisnya.
“Hehe….Mian Bomi-ya….aku tak bermaksud seperti
itu” sambarku cepat.. “ Humm,, Lu…. Aku harus pergi dulu….Kau, tak apa kan jika
kutinggal sendiri??” lanjutku.
“Nde Chagi-ya….Gwenchanayo….Oo iya,, Jangan
sampai kau lepas ya kalungnya”. Ingatnya sekali lagi.
“Ye. Siap Lu” ujarku seraya membuat gerakan
hormat.
“Yaa….Segeralah kau
berangkat…Sana..Sana..haha” usirnya lucu.
Aku dan Bomi segera beranjak menuju kelas.
Kami berdua berjalan beriringan melewati korodor-koridor yang masih ramai dengan
ocehan para haksaeng.
Disaat hampir tiba dipintu ruang kelas, kami
melihat Ahn songsaengnim berjalan dari arah yang berlawanan, membuat Aku dan
Bomi harus mempercepat langkah.
“Fiiuuhh….Akhirnya kita tak terlambat
Chorong-ah” ujar Bomi, napasnya sedikit tersengal.
“Nee Bomi-yaa…..”
“Kalau saja dramamu dan Luhan masih tetap
berlanjut, bisa dipastikan kita tak akan bisa masuk kelas hingga minggu depan
Chorong-ah….”.
“Kkeke,,Nde,,Mian,,Bomi-ya……Mianhae” aku
terkekeh pelan.
Jam pelajaran dimulai, semua pasang mata
tertuju pada Ahn songsaengnim, mereka tak mau mengambil resiko jika dihadapkan
dengannya. Sebenarnya Ahn songsaengnim adalah paman Bomi, akan tetapi ia sangat
disiplin dalam mengajar. Ia tak akan segan untuk menghukum siapa saja yang
berbuat onar di jam pelajarannya, termasuk keponakannya sendiri.
-
-
-
-
Jam pulang telah tiba, Chorong menunggu
seseorang. Bukan Luhan, tapi Sunggyu-kakaknya-. Ia meminta kakak tersayangnya
itu untuk menemaninya membeli perlengkapan baru untuk keperluannya saat acara
penjelajahan nanti.
Orang yang dinanti kedatangannya sejak 15
menit yang lalu itu telah menunjukkan batang hidungnya. Ia berjalan dari arah
fakultasnya. Fakultas Sejarah.
“Yak Oppa…..Lama sekali kau datang eo??”
“Eitssss….Apa kau tak tau jika Oppamu ini
banyak kerjaan eoh??” tangan Sunggyu mencubit pelan hidung adiknya.
“Yak Oppa….Appo” rutukku sebal.
“Hhaha,,Mian,,ayo kita pergi….Kkaja…”
“Nde Oppa,,Kkaja….”
:: Author
POV ::
“Nde Oppa,,Kkaja….” Sahut gadis itu riang.
Kedua kakak-beradik itu pun berlalu
meninggalkan area universitas. Menaiki mobil matic kepunyaan Sunggyu. Jalanan yang
mereka lalui terbilang agak sepi, cukup lengang. Di sepanjang perjalanan keduanya
saling bercerita ria. Sunggyu sontak mengingat sesuatu. Ada hal yang belum ia
tanyakan pada adiknya.
“Chorong-ah…”.
“Nde Oppa??”.
“Hutan mana lagi yang akan kau jelajahi eo??”
“Hutan Majikku Oppa”.
“Mwoo?? Hutan Majikku!?”.
Tiba-tiba Sunggyu mengeremkan mobilnya dengan mendadak,
membuat tubuh keduanya sedikit terpental kedepan. Manik mata Sunggyu menyiratkan
suatu kekhawatiran yang mendalam. Ia menatap lekat adik perempuannya itu.
“Chorong-ah…. Jeball…. Jangan pergi ke tempat
itu….”.
To Be Continue
Hai..hai readers,,mian
kalau ff yang aku buat nampak nggak jelas atau apalah sejenisnya. Aku baru saja
berkreasi membuat ff..Jadii,,mohon dimaklumi yaa,,Gomawo sudah mampir
diblogku.. ^_^
Sincerelly
~R_Hyesoo~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar