Kamis, 04 Februari 2016

Stuck in the Witch's World chapter 2









Title                 : Stuck in the Witch’s World

Main Cast        : Park Chorong, Nam Woohyun

Support Cast    : Yoon Bomi, Jang Hyerim, Xiao Luhan, Kim Sunggyu, Infinite members and others

Genre              : Fantasy, Romance, Comedy, Sad

Rating             : PG-15




~ Cerita ini hanyalah karangan fiksi semata . Mian jika banyak typo bertebaran. Happy Reading dan Khamsahamnida ^_^ ~






Chapter  2


Tiba-tiba Sunggyu mengerem mobilnya dengan mendadak, membuat tubuh keduanya sedikit terpental kedepan. Manik mata Sunggyu menyiratkan suatu kekhawatiran mendalam. Ia menatap lekat adik perempuannya itu.

“Chorong-ah…. Jeball…. Jangan pergi ke tempat itu….”.




:: Author POV ::



Mobil Sunggyu terhenti di tengah jalan. Ia cukup terkejut dengan apa yang diucapkan adiknya.
“Chorong-ah…. Jeball…. Jangan pergi ke tempat itu….” pintanya.

“Mwo!? Memangnya kenapa Oppa??”

“Ckckckck….Apa kau tidak tahu mengenai berita yang beredar tentang hutan Majikku eo??”

“Ak….”

Tinn….Tiinn…Tiinn…..Tinn. Belum sempat Chorong berbicara, suaranya terlebih dahulu dipotong oleh bunyi klakson yang menggema dari arah belakang. Chorong menengokkan wajahnya. “Oppa, sepertinya kita menghalangi pengguna jalan”.

Seorang ahjussi melongokkan kepalanya dari jendela mobil yang dikendarainya.
“Hyaa,,Cepat pinggirkan mobil kalian eoh!? Palliwa…..” teriaknya kesal.


Sunggyu lantas melajukan mobilnya. Saat ini Ia masih menuntut jawaban atas pertanyaannya tadi.

“Jawab Oppa Chorong-ah….”.

“Aku sudah mengetahui tentang hutan itu Oppa. Akan tetapi tidak masalah-kan jika kami menjelajah kesana”.

“Tapi Chorong-ah,, Itu terlalu berbahaya….” 

“Anieyo Oppa….Aku akan berhati-hati….Percayalah padaku….”

“Chorong-ah…..”

“Oppa….please” Chorong mengatupkan kedua telapak tangannya. Memohon pada Sunggyu agar mengijinkannya.

“Huh. Arraseo….Arraseo….”. “Tapi kau harus membawa perlengkapan lebih. Arrachi??”

“Nde Oppa..Arrayo…”

Mobil Sunggyu melaju dengan kecepatan sedang. Tak lama kemudian mobilnya memasuki kawasan pembelanjaan alat-alat kemah dan sejenisnya. Mobilnya ia berhentikan di pinggir jalan. 

“Kkaja” ajak Sunggyu sambil melepaskan seat-belt nya.
Mereka berdua berjalan menyusuri petak-petak toko  yang berjejer rapi disana. Beberapa kali mereka keluar-masuk toko, mencari alat-alat yang dicarinya. Disaat Chorong sedang melihat-lihat, ia menemukan sebuah ransel yang dirasanya pas.  

“Oppa….Aku mau beli yang ini” ungkapnya.

“Nde….Ambillah”. “Humm….Chankaman….Sepertinya kau perlu barang-barang itu juga Chorong-ah” pikir Sunggyu. Ia terlihat menerawang jauh. Sesekali ia menganggukkan kepalanya.
-
-
“Ahh Oppa……Banyak sekali barang yang kau beli….” Ujar Chorong setelah mereka keluar dari toko.

“Ini demi keselamatanmu Chorong-ah…..” timpal Sunggyu. Dikedua tangannya tertenteng beberapa kantong plastik besar.

“Iya Oppa….Tapi tak sebanyak ini juga barangnya…..Apa mungkin aku membawa barang sebanyak ini nantinya eo!?”

“Kau harus membawanya....Arra!? Jika ini semua dirasa berat,,suruh saja si ketua-mu itu yang membawanya!?”

“Aishh…Tak mungkinlah aku menyuruhnya Oppa….”

Mereka berdua berjalan kearah mobil mereka yang terparkir. Sunggyu memasukkan barang belanjaanya kedalam jok belakang.

“Kau masuklah dahulu….” Suruh Sunggyu. Chorong hanya menuruti apa yang diperintahkan kakaknya.

Tak terasa hari sudah sore. Kini waktu telah menunjukkan pukul 4. Setelah selesai berbelanja , mereka berdua bergegas untuk pulang. Rumah mereka tak terlalu jauh dari kawasan pembelanjaan tadi. Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk mereka sampai dirumah.

“Kalian sudah pulang rupanya….” Sapa Kim Hae Sun. Ia sedang menyirami bunga-bunga yang bermekaran dihalaman depan rumahnya.

“Nde Eomma….” Balas Chorong riang. “Mau aku bantu Eomma??”.

“Anieyo….Kau masuk saja…Istirahatkan tubuhmu….”.

“Oh,,Nde Eomma….”.

“Chorong-ah….Tolong bantu Oppa sebentar”. Panggil Sunggyu. Ia terlihat kerepotan saat mengeluarkan kantong-kantong besar itu. 

“Nde Oppa??”.

“Kau masuklah kedalam mobil. Dorong beberapa kantong itu keluar. Oppa akan menariknya….” Jelas Sunggyu. 

Chorong beringsut kedalam mobil. Ia melihat kantong itu sedikit terjepit dengan jok mobil.
“Hmm..Pantas saja sulit….”. Chorong membebaskan himpitan pada kantong itu. Ia mendorongnya pelan, hingga kantong tersebut menyembul keluar.

Sunggyu tinggal menariknya. “Ahh,,akhirnya semua sudah keluar….sisa mengangkatnya saja ” Ucapnya lega.
Sunggyu mengangkat beberapa kantong. Tanpa disuruh, Chorong lantas ikut membantunya. Ia tak tega jika Oppanya bekerja sendiri. Mereka berdua berjalan kearah kamar Chorong yang ada dilantai atas.
‘Ceklek’ pintu terbuka. Mereka langsung menempatkan beberapa kantong belanjaan itu di pojok kamar.

“Fiiuuuhhhh,, Akhirnya beres juga….” Ujar Sunggyu. Ia membaringkan tubuhnya diatas sofa panjang yang tersedia dikamar Chorong. Tangannya sibuk mengusap peluh yang membanjiri keningnya.
Chorong duduk disofa depannya.  Ikut beristirahat bersama Sunggyu. “Nde Oppa…Gomawo sudah membantu….”. tanggapnya. Sesaat kemudian tangannya terjulur kedepan, meraih remote TV.
Kini, ia sedang sibuk menggonta-ganti chanel. “Uhh….Tak ada acara yang menarik….” Keluhnya.




:: Chorong POV ::



“Uhh….Tak ada acara yang menarik….” Ungkapku.

“Chorong-ah….”

“Hmm”

“Apa kau baru membeli kalung??” tanya Gyu Oppa penasaran.

“Huh!? Kalung….Hmm..Apa ini maksud Oppa??” aku menunjuk kalung yang kini melingkar bebas di leherku.

“Nde.”

“Ini pemberian Luhan, Oppa” terangku sambil tersipu malu.

“Luhan!? Huh….. Dia lagi dia lagi”.

“Waeyo Oppa?? Oppa cemburu ya??” candaku. “Apa Oppa tau jika dikalung ini terdapat alat pelacaknya??”.

“Mwo!? Alat pelacak?? Untuk apa alat itu??” tanya Oppa antusias. Ia mengubah posisi tubuhnya. Kini ia duduk seraya menatap manik mataku.

“Katanya ia tak mau jika aku tersesat, hilang atau apalah sejenisnya. Dia sungguh romatis bukaann…..” Aku tersenyum-senyum lucu.

“Ciihh.. Si anak chaebol itu…. Dia mencoba merayumu ternyata….kkeke”

“Hheehhe..Oppa bisa aja…. Setidaknya dia tulus mencintaiku Oppa….” Kataku berbangga.

“Nde Oppa tau itu…. Tapi Oppa tak akan segan untuk memarahinya jika ia sampai mengecewakanmu….”

“Ye. Terserah Oppa sajalah…..hhaha..”

Gyu Oppa, ia seorang kakak yang baik. Selalu menjaga dan memperhatikanku sejak aku kecil.
Ia sering berangkat ke universitas bersamaku…Akan tetapi…akhir-akhir ini ia terlihat sangat sibuk. Terkadang aku cemas akan keadaannya.

Beberapa hari yang lalu aku menunggu kedatangannya. Saat itu waktu tengah menunjukkan pukul 9.15 malam. Tapi dia belum pulang juga. Akhirnya aku membaca beberapa novel kepunyaannya hingga jatuh terlelap di atas ranjangnya. Keesokkan paginya aku terbangun dan menemukan Gyu oppa sedang tertidur pulas disofa. Aku tak tega jika melihatnya seperti itu.

“Chorong-ah….” Ucap Gyu Oppa, membuyarkan lamunanku. “Apa yang sedang kau pikirkan eo??”.

“Hmm,,Tidak ada Oppa….Aku hanya memikirkan tugas dari Ahn Songsaengnim saja….” Bohongku.

“Ohh…..Nde. Oo Iya, saat dihutan nanti kau harus berhati-hati eo. Jangan sampai terpisah dari rombonganmu. Arra!?”

“Nde Oppa……Tenang saja…. Sang yeoja penakluk hutan tak akan lalai dalam melangkah….hheheh” aku terkekeh.

“Hmm,, Percaya diri sekali kau ini……” Gyu Oppa mangacak pelan rambutku.

“Hyaa,,Oppa….” Aku berpura-pura kesal, sedetik kemudian bibirku menyunggingkan senyum.




:: Author POV ::



Matahari pagi telah terbit. Sang surya mulai menebarkan kehangatannya. Membuat hawa tak sedingin pagi tadi. Hmm….Hari ini Chorong menjalani aktivitas seperti biasanya. Tak terasa dua minggu lagi ia bersama dengan rombongannya akan berkemah dan menjelajahi hutan. Semua keperluan sudah ia siapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Kini ia sedang berada di universitasnya, berkumpul bersama teman-temannya untuk mendiskusikan tugas dari para songsaengnim yang mengajar mereka.

Lain halnya dengan tempat Chorong saat ini-tepatnya-didalam hutan Majikku, terlihat seorang pemuda yang sedang duduk menyendiri dibawah pohon besar yang rimbun. Ia memainkan dedaunan dengan sihirnya. Dia adalah Nam Woohyun, Penyihir muda kerajaan Han’ei. Jika diperhatikan, Sepertinya Ia sedang menunggu seseorang. 

“Ckck,, Lama sekali datangnya??” ucapnya gusar.

Tanpa disadari, ternyata ada seorang gadis yang tengah mengendap-endap dibelakang pohon. Ia sedang menutup mulutnya, berharap agar tawanya tak lepas. Hye Rim-gadis- itu hendak mengejutkan Woohyun. Diam-diam, ia menghitung dalam hati ‘Hana…dool…se(t)’.




:: Woohyun POV ::


Aku sedang menanti sahabatku saat ini. Sudah 30 menit aku menunggu kedatangannya. Seorang diri, tanpa satu pengawal pun yang menemaniku. Aku duduk dibawah pohon besar yang cukup rindang sambil sesekali memainkan sihir. ‘Aisshh….Kekanakan sekali’ fikirku. Sepertinya aku sudah bosan menunggunya. 

“Ckck,, Lama sekali datangnya??” ucapku entah pada siapa.

“Hye Rim-ah,, Apa kau tak jadi kesini eo??” beoku lagi.

Ahh..Matta….. Mengapa dari tadi aku tak mengingatnya ya. Dasarr pabo. Hye Rim,, Pasti saat ini ia sedang dikurung dikamarnya, dilarang untuk bertemu denganku. Ibunya kan sangat membenci keluargaku. Huh…. Ratu Song Mii Kyu, Sebenarnya apa alasan dibalik kebenciannya??.

-
-

“WOOHYUN-ah”.

“Hyaaaa….” Aku terlonjak saat seseorang mengagetkanku dari belakang. Sontak saja aku langsung berteriak.

“Hhahaahah…….”

“Yak. Hye Rim-ah……”. Kataku seraya mengusap-usap dadaku karena saking kagetnya. 

“Mian Woohyun-ah……kkeke” 

Gadis itu masih saja tertawa melihatku seperti ini. “Mengapa kau terbahak-bahak seperti itu eo?? Apa ada yang lucu!?” tanyaku sedikit kesal.

“Iya….Iya Woohyun-ah…..Lihatlah ekspresi wajahmu itu……hhahahah….Apa kau tau jika itu benar-benar lucu….Sangat lucu….” Terangnya, masih tertawa.

Aku hanya diam, tetapi, sedetik kemudian tawaku ikut pecah bersamanya. Kami berdua tertawa cekikikan. Hmm,,Dihutan ini baru sosok Hye Rim-lah yang dapat membuatku tertawa. Ya. Dia adalah sahabatku dari kecil, dan selamanya akan tetap begitu. 

“Hye Rim-ah,, Mau jalan-jalan kemana kita hari ini??” tanyaku.

“Hmm,,Taman Kaika. Apa kau setuju??”

“Yeah. Tentu saja…..Chankaman….”

Aku mengambil selembar daun. Mengusapnya perlahan dan kemudian memantrainya. Tak lama setelah itu, daun kecil itu semakin lama semakin mengembang, lalu berubah menjadi lembaran daun dengan ukuran raksasa.

“Kkaja…..” ajakku setelah selesai memantrai daun itu.
-
-
Kami berdua lantas duduk diatas lembaran daun. Tak butuh waktu lama untuk sampai disana. Di Taman Kaika. Samar-samar aku sudah melihat serentetan bunga di taman itu dari atas sini. Bunga-bunga itu sedang bermekaran, warna-warninya membentang jauh keujung taman Kaika.

“Kyaaaa,,kyeopta” celoteh Hye Rim. Ia terlihat seperti anak kecil yang baru melihat bunga.
Aku hanya tersenyum geli melihat tingkah lucunya.
Daun yang kami naiki perlahan-lahan mulai mendarat. Pertanda bahwa kami sudah hampir tiba ditempat tujuan.
“Ahh…. Indahnya….” Gumamku perlahan, sambil memandang jauh keujung taman.

“Hye…”. Belum sempat ucapanku terselesaikan , Hye Rim telah-terlebih dulu  berlari menelusuri taman. Sesekali ia berteriak-teriak kecil saat tangannnya menyentuh bunga. ‘Senang sekali dia’ batinku.
Kakiku ikut melangkah menyusuri taman. Semakin masuk kedalam semakin banyak kupu-kupu yang terlihat. Begitu indah, sungguh menawan. Aku selalu terhenyak jika datang ketempat ini. Semua beban fikiranku terasa menguap begitu saja. Membuatku merasa bebas.



:: Author POV ::


Waktu berjalan dengan begitu cepatnya, hingga tak terasa dua minggu hampir saja berlalu. Lusa adalah waktunya untuk menjelajah. Chorong sudah mem-packing barang-barang yang akan dibawa. Dengan setia Sunggyu ikut membantu disampingnya. Kebetulan siang ini Sunggyu sudah tak ada kelas lagi. Jadwalnya sudah kosong sejak jam 11. Luhan yang tak bisa membantunya. Pria China itu kini sedang sibuk mengurus jadwal perkuliahannya. Akan tetapi ia selalu menyempatkan diri untuk mengabari Chorong. Menemui gadis itu di sela-sela kesibukannya.

Ponsel Chorong berdering, pertanda bahwa ada panggilan masuk untuknya.
‘Luhanku calling’ begitulah yang tertera dilayar smartphone gadis itu.

“Yeobseo Lu….” Sapanya setelah mengangkat panggilan. Ia melangkah kearah jendela. Membelakangi Sunggyu.

“Chagi-ya,, Mianhae aku tak bisa membantumu berkemas”

“Ye. Gwenchana Lu. Tak apa. Lagipula ada Gyu Oppa yang membantuku……Kau juga sedang sibukkan sekarang….”

“Nde,,”. “Tapi besok kita jalan ya….Mulai besok aku sudah libur….” lanjut Luhan antusias.

Senyum Chorong terkembang sempurna. “Ye. Lu….Kemana kita akan pergi??”

“Hmm,,Mimi,,kkeke”

“Hya..Dasar curang….Mengapa harus dirahasiakan eo??” rutuk Chorong, pura-pura sebal.

“Besok kau juga pasti tau Chagi-ya…. Penasaran sekali kau ini….hhahaha”

“He’em,, Terserahmulah…..”

“Nde….Kalau begitu aku tutup telfonnya nee”

“Nde Chagi-ya” ucap Chorong, timbul semburat merah diwajahnya.

Tak lama setelah itu sambungan telefon keduanya terputus. Tapi, Chorong masih saja berdiri ditempatnya. Lupa jika Sunggyu sedang berkemas sendirian.

“Ehm..ehm..” Sunggyu berdehem, mencoba menginterupsi adiknya. Tak ada jawaban. “Ehm…Ehhmm” ulangnya sekali lagi. Chorong menolehkan wajahnya. Ia tak tau jika Oppanya sedang berdehem untuk menyadarkan lamunan singkatnya. “Apa tenggorokan Oppa sedang radang??” tanyanya dengan wajah polos.

Sunggyu yang diberi pertanyaan seperti itu hanya mampu menjengit kaget. Ternyata dugaannya melenceng jauh. Adiknya tak merasa bersalah sedikit pun. “Huh!? Anieyo….Oppa baik-baik saja….” Ungkap Sunggyu dengan wajah mencelos.

“Ohh….Kukira Oppa sedang radang tadinya….”.

“Ckckckckck…… Kau ini….. Seperti tak mengerti bahasa isyarat saja…. Kemarilah….masih banyak yang harus kau kemasi…Palliwa…”.

“Hhhehehe..Ye, Oppa”. 

Kakak  beradik itu kembali disibukkan dengan aktivitasnya. Senja sore mulai terlihat. Pancaran sinar jingga-nya terlihat elok menghias langit. Disaat petang menjelang, barulah kedua saudara itu menyelesaikan acara kemas-mengemas.
-
-
-
-
Tin..Tin… terdengar suara klakson mobil. Buru-buru Chorong menyembulkan kepalanya melalui jendela kamar. Ia tersenym saat melihat siapa yang datang. ‘Bomi’ batinnya. Chorong kembali bersantai. Ia duduk manis di ranjangnya. Membuka-buka catatannya mengenai jalur aman di hutan Majikku.

“Siapa yang datang??” tanya Sunggyu singkat. Ia masih berada di kamar Chorong. Bermain game di laptop adiknya.

“Bomi, Oppa”

“Ohh….”

‘Ceklek’ pintu kamar terbuka. Memperlihatkan kedatangan Bomi.
“Chorong-ah….Annyeong….” Bomi langsung menyelinap masuk kedalam kamar. “Ehh Oppa….Annyeong” sapanya kepada Sunggyu.

“Nde…..”

“Chorong-ah….Sedang apa kau??...Serius sekali….”

“Aku sedang meneliti peta Bomi-ya….Apa kau sudah mengemasi barang-barangmu eo??”

“Hemm,, baru sebagian…”. “Chorong-ah….Sebelum liburan bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar….Besok….Mau ya…”. Ujar Bomi yang kini sudah duduk disampingnya.
Sunggyu mendengar percakapan keduanya, akan tetapi ia masih asyik bermain game.

“Besok?? Ehh,,Mian Bomi-ya,,Aku tak bisa….”

“Waeyo??”

“Besok aku akan pergi kencan bersama Luhan….Mianhae Mi-ya”

“Eohh,,Ye. Gwenchana….Tak apa….” Ucap Bomi singkat. 
Sunggyu melirik kedua orang didepannya. Dilihatnya perubahan pada raut wajah Bomi.

“Kau bisa jalan-jalan dengan Oppa Bomi-ya” ucap Sunggyu cepat.

“Ehh,,Gwenchana Oppa….Tak perlu repot-repot”.

“Nde Mi-ya….Kau bisa jalan-jalan bersama Oppa….Tidak usah sungkan….” Ujar Chorong meyakinkan.

“Anieyo….”. “Chorong-ah….bagaimana dengan tugas dari Ahn songsaengnim?? Apa kau sudah mengerjakannya??” timpal Bomi, mengubah topik pembicaraan.

“Aku baru mengerjakan beberapa saja. Lagipula tugas itu masih lama dikumpulnya….”

“Hhehe…Iya juga sihh”. 

-
-

Ketiga orang itu kembali dalam pekerjaannya masing-masing.
Malam semakin larut. Cahaya bulan musim semi masih tampak semangat dalam menyinari gelapnya malam. Bintang-bintang bertaburan, kelap-kelipnya memberi keindahan pada langit malam. Tak lupa, samar-samar gumpalan awan juga berjalan berarak. Memberi kesan ‘wahh’ bagi pasang mata yang melihatnya. 
 
Malam ini Bomi kembali menginap di rumah Chorong. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, akan tetapi Bomi belum juga jatuh terlelap. Kedua matanya masih terjaga. Ia  memperhatikan wajah pulas Chorong yang ada disampingnya. Ia bahagia memiliki sahabat seperti Chorong, Gadis baik, riang, cerdas, cantik, perhatian pula. Tangan Bomi terulur membelai anak rambut Chorong. Sesaat kemudian ia teringat akan sesuatu. Suatu hal yang membuat dadanya menjadi sesak dikala mengingatnya. Ia merasa bersalah pada  gadis itu. Selama ini ia tak mampu mengungkapkan apa yang telah ia sembunyikan. 

“Chorong-ah,, Mianhae…..Maafkan aku….”



  "There is only one of you in this world my friend. You’re my joy and my soul. I’ll continue to treasure our importance. I swear to God I love you my friend"
~SNSD~




To Be Continue



Annyeong.....

Hai..hai readers,,mian kalau ff yang aku buat nampak nggak jelas atau apalah sejenisnya. Aku baru saja berkreasi membuat ff..Jadii,,mohon dimaklumi yaa,,Gomawo sudah mampir diblogku.. ^_^ ^_^



Sincerelly


R_Hyesoo

















 #Chorong#Luhan#Woohyun#Sunggyu#Bomi



1 komentar:

  1. NJ casino 2021 : Get in the game with a $20 no deposit bonus
    Borgata Hotel 태백 출장마사지 Casino & Spa has just been given 속초 출장안마 the green light to offer $20 no deposit 의왕 출장안마 bonus. It's the 여수 출장샵 first online 사천 출장안마 casino you can

    BalasHapus