Title :
Stuck in the Witch’s World
Main Cast :
Park Chorong, Nam Woohyun
Support Cast :
Yoon Bomi, Jang Hyerim, Xiao Luhan, Kim Sunggyu, Infinite members and others
Genre :
Fantasy, Romance, Comedy, Sad
Rating : PG-15
~ Cerita ini
hanyalah karangan fiksi semata . Mian jika banyak typo bertebaran. Happy
Reading dan Khamsahamnida ^_^ ~
Chapter 2
Tiba-tiba
Sunggyu mengerem mobilnya dengan mendadak, membuat tubuh keduanya sedikit
terpental kedepan. Manik mata Sunggyu menyiratkan suatu kekhawatiran mendalam.
Ia menatap lekat adik perempuannya itu.
“Chorong-ah….
Jeball…. Jangan pergi ke tempat itu….”.
:: Author
POV ::
Mobil Sunggyu terhenti di tengah jalan. Ia
cukup terkejut dengan apa yang diucapkan adiknya.
“Chorong-ah…. Jeball…. Jangan pergi ke tempat
itu….” pintanya.
“Mwo!? Memangnya kenapa Oppa??”
“Ckckckck….Apa kau tidak tahu mengenai berita
yang beredar tentang hutan Majikku eo??”
“Ak….”
Tinn….Tiinn…Tiinn…..Tinn. Belum sempat Chorong
berbicara, suaranya terlebih dahulu dipotong oleh bunyi klakson yang menggema
dari arah belakang. Chorong menengokkan wajahnya. “Oppa, sepertinya kita
menghalangi pengguna jalan”.
Seorang ahjussi melongokkan kepalanya dari
jendela mobil yang dikendarainya.
“Hyaa,,Cepat pinggirkan mobil kalian eoh!?
Palliwa…..” teriaknya kesal.
Sunggyu lantas melajukan mobilnya. Saat ini Ia
masih menuntut jawaban atas pertanyaannya tadi.
“Jawab Oppa Chorong-ah….”.
“Aku sudah mengetahui tentang hutan itu Oppa.
Akan tetapi tidak masalah-kan jika kami menjelajah kesana”.
“Tapi Chorong-ah,, Itu terlalu berbahaya….”
“Anieyo Oppa….Aku akan
berhati-hati….Percayalah padaku….”
“Chorong-ah…..”
“Oppa….please”
Chorong mengatupkan kedua telapak tangannya. Memohon pada Sunggyu agar
mengijinkannya.
“Huh. Arraseo….Arraseo….”. “Tapi kau harus
membawa perlengkapan lebih. Arrachi??”
“Nde Oppa..Arrayo…”
Mobil Sunggyu melaju dengan kecepatan sedang.
Tak lama kemudian mobilnya memasuki kawasan pembelanjaan alat-alat kemah dan
sejenisnya. Mobilnya ia berhentikan di pinggir jalan.
“Kkaja” ajak Sunggyu
sambil melepaskan seat-belt nya.
Mereka berdua berjalan menyusuri petak-petak
toko yang berjejer rapi disana. Beberapa
kali mereka keluar-masuk toko, mencari alat-alat yang dicarinya. Disaat Chorong
sedang melihat-lihat, ia menemukan sebuah ransel yang dirasanya pas.
“Oppa….Aku mau beli yang ini” ungkapnya.
“Nde….Ambillah”. “Humm….Chankaman….Sepertinya kau
perlu barang-barang itu juga Chorong-ah” pikir Sunggyu. Ia terlihat menerawang
jauh. Sesekali ia menganggukkan kepalanya.
-
-
“Ahh Oppa……Banyak sekali barang yang kau
beli….” Ujar Chorong setelah mereka keluar dari toko.
“Ini demi keselamatanmu Chorong-ah…..” timpal
Sunggyu. Dikedua tangannya tertenteng beberapa kantong plastik besar.
“Iya Oppa….Tapi tak sebanyak ini juga
barangnya…..Apa mungkin aku membawa barang sebanyak ini nantinya eo!?”
“Kau harus membawanya....Arra!? Jika ini semua
dirasa berat,,suruh saja si ketua-mu itu yang membawanya!?”
“Aishh…Tak mungkinlah aku menyuruhnya Oppa….”
Mereka berdua berjalan kearah mobil mereka
yang terparkir. Sunggyu memasukkan barang belanjaanya kedalam jok belakang.
“Kau masuklah dahulu….” Suruh Sunggyu. Chorong
hanya menuruti apa yang diperintahkan kakaknya.
Tak terasa hari sudah sore. Kini waktu telah menunjukkan
pukul 4. Setelah selesai berbelanja , mereka berdua bergegas untuk pulang.
Rumah mereka tak terlalu jauh dari kawasan pembelanjaan tadi. Hanya membutuhkan
waktu 20 menit untuk mereka sampai dirumah.
“Kalian sudah pulang rupanya….” Sapa Kim Hae
Sun. Ia sedang menyirami bunga-bunga yang bermekaran dihalaman depan rumahnya.
“Nde Eomma….” Balas Chorong riang. “Mau aku
bantu Eomma??”.
“Anieyo….Kau masuk saja…Istirahatkan
tubuhmu….”.
“Oh,,Nde Eomma….”.
“Chorong-ah….Tolong bantu Oppa sebentar”.
Panggil Sunggyu. Ia terlihat kerepotan saat mengeluarkan kantong-kantong besar
itu.
“Nde Oppa??”.
“Kau masuklah kedalam mobil. Dorong beberapa
kantong itu keluar. Oppa akan menariknya….” Jelas Sunggyu.
Chorong beringsut kedalam mobil. Ia melihat
kantong itu sedikit terjepit dengan jok mobil.
“Hmm..Pantas saja sulit….”. Chorong
membebaskan himpitan pada kantong itu. Ia mendorongnya pelan, hingga kantong
tersebut menyembul keluar.
Sunggyu tinggal menariknya. “Ahh,,akhirnya
semua sudah keluar….sisa mengangkatnya saja ” Ucapnya lega.
Sunggyu mengangkat beberapa kantong. Tanpa
disuruh, Chorong lantas ikut membantunya. Ia tak tega jika Oppanya bekerja
sendiri. Mereka berdua berjalan kearah kamar Chorong yang ada dilantai atas.
‘Ceklek’ pintu terbuka. Mereka langsung menempatkan beberapa kantong belanjaan
itu di pojok kamar.
“Fiiuuuhhhh,, Akhirnya beres juga….” Ujar
Sunggyu. Ia membaringkan tubuhnya diatas sofa panjang yang tersedia dikamar Chorong.
Tangannya sibuk mengusap peluh yang membanjiri keningnya.
Chorong duduk disofa depannya. Ikut beristirahat bersama Sunggyu. “Nde
Oppa…Gomawo sudah membantu….”. tanggapnya. Sesaat kemudian tangannya terjulur
kedepan, meraih remote TV.
Kini, ia sedang sibuk menggonta-ganti
chanel. “Uhh….Tak ada acara yang menarik….” Keluhnya.
:: Chorong
POV ::
“Uhh….Tak ada acara yang menarik….” Ungkapku.
“Chorong-ah….”
“Hmm”
“Apa kau baru membeli kalung??” tanya Gyu Oppa
penasaran.
“Huh!? Kalung….Hmm..Apa ini maksud Oppa??” aku
menunjuk kalung yang kini melingkar bebas di leherku.
“Nde.”
“Ini pemberian Luhan, Oppa” terangku sambil
tersipu malu.
“Luhan!? Huh….. Dia lagi dia lagi”.
“Waeyo Oppa?? Oppa cemburu ya??” candaku. “Apa
Oppa tau jika dikalung ini terdapat alat pelacaknya??”.
“Mwo!? Alat pelacak?? Untuk apa alat itu??”
tanya Oppa antusias. Ia mengubah posisi tubuhnya. Kini ia duduk seraya menatap
manik mataku.
“Katanya ia tak mau jika aku tersesat, hilang
atau apalah sejenisnya. Dia sungguh romatis bukaann…..” Aku tersenyum-senyum
lucu.
“Ciihh.. Si anak chaebol itu…. Dia mencoba
merayumu ternyata….kkeke”
“Hheehhe..Oppa bisa aja…. Setidaknya dia tulus
mencintaiku Oppa….” Kataku berbangga.
“Nde Oppa tau itu…. Tapi Oppa tak akan segan
untuk memarahinya jika ia sampai mengecewakanmu….”
“Ye. Terserah Oppa sajalah…..hhaha..”
Gyu Oppa, ia seorang kakak yang baik. Selalu
menjaga dan memperhatikanku sejak aku kecil.
Ia sering berangkat ke universitas
bersamaku…Akan tetapi…akhir-akhir ini ia terlihat sangat sibuk. Terkadang aku
cemas akan keadaannya.
Beberapa hari yang lalu aku menunggu
kedatangannya. Saat itu waktu tengah menunjukkan pukul 9.15 malam. Tapi dia
belum pulang juga. Akhirnya aku membaca beberapa novel kepunyaannya hingga
jatuh terlelap di atas ranjangnya. Keesokkan paginya aku terbangun dan menemukan
Gyu oppa sedang tertidur pulas disofa. Aku tak tega jika melihatnya seperti
itu.
“Chorong-ah….” Ucap Gyu Oppa, membuyarkan
lamunanku. “Apa yang sedang kau pikirkan eo??”.
“Hmm,,Tidak ada Oppa….Aku hanya memikirkan
tugas dari Ahn Songsaengnim saja….” Bohongku.
“Ohh…..Nde. Oo Iya, saat dihutan nanti kau
harus berhati-hati eo. Jangan sampai terpisah dari rombonganmu. Arra!?”
“Nde Oppa……Tenang saja…. Sang yeoja penakluk
hutan tak akan lalai dalam melangkah….hheheh” aku terkekeh.
“Hmm,, Percaya diri sekali kau ini……” Gyu Oppa
mangacak pelan rambutku.
“Hyaa,,Oppa….” Aku berpura-pura kesal, sedetik
kemudian bibirku menyunggingkan senyum.
:: Author
POV ::
Matahari pagi telah terbit. Sang surya mulai
menebarkan kehangatannya. Membuat hawa tak sedingin pagi tadi. Hmm….Hari ini
Chorong menjalani aktivitas seperti biasanya. Tak terasa dua minggu lagi ia
bersama dengan rombongannya akan berkemah dan menjelajahi hutan. Semua
keperluan sudah ia siapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Kini ia sedang berada di universitasnya,
berkumpul bersama teman-temannya untuk mendiskusikan tugas dari para
songsaengnim yang mengajar mereka.
Lain halnya dengan tempat Chorong saat ini-tepatnya-didalam
hutan Majikku, terlihat seorang pemuda yang sedang duduk menyendiri dibawah
pohon besar yang rimbun. Ia memainkan dedaunan dengan sihirnya. Dia adalah Nam
Woohyun, Penyihir muda kerajaan Han’ei. Jika diperhatikan, Sepertinya Ia sedang
menunggu seseorang.
“Ckck,, Lama sekali datangnya??” ucapnya
gusar.
Tanpa disadari, ternyata ada seorang gadis yang
tengah mengendap-endap dibelakang pohon. Ia sedang menutup mulutnya, berharap
agar tawanya tak lepas. Hye Rim-gadis- itu hendak mengejutkan Woohyun.
Diam-diam, ia menghitung dalam hati ‘Hana…dool…se(t)’.
:: Woohyun
POV ::
Aku sedang menanti sahabatku saat ini. Sudah
30 menit aku menunggu kedatangannya. Seorang diri, tanpa satu pengawal pun yang
menemaniku. Aku duduk dibawah pohon besar yang cukup rindang sambil sesekali
memainkan sihir. ‘Aisshh….Kekanakan sekali’ fikirku. Sepertinya aku sudah bosan
menunggunya.
“Ckck,, Lama sekali datangnya??” ucapku entah
pada siapa.
“Hye Rim-ah,, Apa kau tak jadi kesini eo??”
beoku lagi.
Ahh..Matta….. Mengapa dari tadi aku tak
mengingatnya ya. Dasarr pabo. Hye Rim,, Pasti saat ini ia sedang dikurung dikamarnya,
dilarang untuk bertemu denganku. Ibunya kan sangat membenci keluargaku. Huh…. Ratu
Song Mii Kyu, Sebenarnya apa alasan dibalik kebenciannya??.
-
-
“WOOHYUN-ah”.
“Hyaaaa….”
Aku terlonjak saat seseorang mengagetkanku dari belakang. Sontak saja aku langsung
berteriak.
“Hhahaahah…….”
“Yak. Hye Rim-ah……”. Kataku seraya
mengusap-usap dadaku karena saking kagetnya.
“Mian Woohyun-ah……kkeke”
Gadis itu masih saja tertawa melihatku seperti
ini. “Mengapa kau terbahak-bahak seperti itu eo?? Apa ada yang lucu!?” tanyaku
sedikit kesal.
“Iya….Iya Woohyun-ah…..Lihatlah ekspresi
wajahmu itu……hhahahah….Apa kau tau jika itu benar-benar lucu….Sangat lucu….”
Terangnya, masih tertawa.
Aku hanya diam, tetapi, sedetik kemudian
tawaku ikut pecah bersamanya. Kami berdua tertawa cekikikan. Hmm,,Dihutan ini
baru sosok Hye Rim-lah yang dapat membuatku tertawa. Ya. Dia adalah sahabatku
dari kecil, dan selamanya akan tetap begitu.
“Hye Rim-ah,, Mau jalan-jalan kemana kita hari
ini??” tanyaku.
“Hmm,,Taman Kaika. Apa kau setuju??”
“Yeah. Tentu saja…..Chankaman….”
Aku mengambil selembar daun. Mengusapnya
perlahan dan kemudian memantrainya. Tak lama setelah itu, daun kecil itu
semakin lama semakin mengembang, lalu berubah menjadi lembaran daun dengan ukuran
raksasa.
“Kkaja…..” ajakku setelah selesai memantrai
daun itu.
-
-
Kami berdua lantas duduk diatas lembaran daun.
Tak butuh waktu lama untuk sampai disana. Di Taman Kaika. Samar-samar aku sudah
melihat serentetan bunga di taman itu dari atas sini. Bunga-bunga itu sedang
bermekaran, warna-warninya membentang jauh keujung taman Kaika.
“Kyaaaa,,kyeopta” celoteh Hye Rim. Ia terlihat
seperti anak kecil yang baru melihat bunga.
Aku hanya tersenyum geli melihat tingkah
lucunya.
Daun yang kami naiki perlahan-lahan mulai
mendarat. Pertanda bahwa kami sudah hampir tiba ditempat tujuan.
“Ahh…. Indahnya….” Gumamku
perlahan, sambil memandang jauh keujung taman.
“Hye…”. Belum sempat ucapanku terselesaikan , Hye
Rim telah-terlebih dulu berlari
menelusuri taman. Sesekali ia berteriak-teriak kecil saat tangannnya menyentuh
bunga. ‘Senang sekali dia’ batinku.
Kakiku ikut melangkah menyusuri taman. Semakin
masuk kedalam semakin banyak kupu-kupu yang terlihat. Begitu indah, sungguh
menawan. Aku selalu terhenyak jika datang ketempat ini. Semua beban fikiranku
terasa menguap begitu saja. Membuatku merasa bebas.
:: Author
POV ::
Waktu berjalan dengan begitu cepatnya, hingga
tak terasa dua minggu hampir saja berlalu. Lusa adalah waktunya untuk
menjelajah. Chorong sudah mem-packing barang-barang yang akan dibawa. Dengan
setia Sunggyu ikut membantu disampingnya. Kebetulan siang ini Sunggyu sudah tak
ada kelas lagi. Jadwalnya sudah kosong sejak jam 11. Luhan yang tak bisa
membantunya. Pria China itu kini sedang sibuk mengurus jadwal perkuliahannya.
Akan tetapi ia selalu menyempatkan diri untuk mengabari Chorong. Menemui gadis
itu di sela-sela kesibukannya.
Ponsel Chorong berdering, pertanda bahwa ada
panggilan masuk untuknya.
‘Luhanku
calling’ begitulah yang tertera dilayar
smartphone gadis itu.
“Yeobseo Lu….” Sapanya setelah mengangkat
panggilan. Ia melangkah kearah jendela. Membelakangi Sunggyu.
“Chagi-ya,, Mianhae aku tak bisa membantumu
berkemas”
“Ye. Gwenchana Lu. Tak apa. Lagipula ada Gyu Oppa
yang membantuku……Kau juga sedang sibukkan sekarang….”
“Nde,,”. “Tapi besok kita jalan ya….Mulai
besok aku sudah libur….” lanjut Luhan antusias.
Senyum Chorong terkembang sempurna. “Ye.
Lu….Kemana kita akan pergi??”
“Hmm,,Mimi,,kkeke”
“Hya..Dasar curang….Mengapa harus dirahasiakan
eo??” rutuk Chorong, pura-pura sebal.
“Besok kau juga pasti tau Chagi-ya…. Penasaran
sekali kau ini….hhahaha”
“He’em,, Terserahmulah…..”
“Nde….Kalau begitu aku tutup telfonnya nee”
“Nde Chagi-ya” ucap Chorong, timbul semburat merah
diwajahnya.
Tak lama setelah itu sambungan telefon
keduanya terputus. Tapi, Chorong masih saja berdiri ditempatnya. Lupa jika
Sunggyu sedang berkemas sendirian.
“Ehm..ehm..” Sunggyu berdehem, mencoba menginterupsi
adiknya. Tak ada jawaban. “Ehm…Ehhmm” ulangnya sekali lagi. Chorong menolehkan
wajahnya. Ia tak tau jika Oppanya sedang berdehem untuk menyadarkan lamunan
singkatnya. “Apa tenggorokan Oppa sedang radang??” tanyanya dengan wajah polos.
Sunggyu yang diberi pertanyaan seperti itu
hanya mampu menjengit kaget. Ternyata dugaannya melenceng jauh. Adiknya tak
merasa bersalah sedikit pun. “Huh!? Anieyo….Oppa baik-baik saja….” Ungkap
Sunggyu dengan wajah mencelos.
“Ohh….Kukira Oppa sedang radang tadinya….”.
“Ckckckckck…… Kau ini….. Seperti tak mengerti
bahasa isyarat saja…. Kemarilah….masih banyak yang harus kau kemasi…Palliwa…”.
“Hhhehehe..Ye, Oppa”.
Kakak
beradik itu kembali disibukkan dengan aktivitasnya. Senja sore mulai
terlihat. Pancaran sinar jingga-nya terlihat elok menghias langit. Disaat petang
menjelang, barulah kedua saudara itu menyelesaikan acara kemas-mengemas.
-
-
-
-
Tin..Tin… terdengar suara klakson mobil.
Buru-buru Chorong menyembulkan kepalanya melalui jendela kamar. Ia tersenym
saat melihat siapa yang datang. ‘Bomi’ batinnya. Chorong kembali bersantai. Ia
duduk manis di ranjangnya. Membuka-buka catatannya mengenai jalur aman di hutan
Majikku.
“Siapa yang datang??” tanya Sunggyu singkat.
Ia masih berada di kamar Chorong. Bermain game di laptop adiknya.
“Bomi, Oppa”
“Ohh….”
‘Ceklek’ pintu kamar terbuka. Memperlihatkan
kedatangan Bomi.
“Chorong-ah….Annyeong….” Bomi langsung
menyelinap masuk kedalam kamar. “Ehh Oppa….Annyeong” sapanya kepada Sunggyu.
“Nde…..”
“Chorong-ah….Sedang apa kau??...Serius
sekali….”
“Aku sedang meneliti peta Bomi-ya….Apa kau
sudah mengemasi barang-barangmu eo??”
“Hemm,, baru sebagian…”. “Chorong-ah….Sebelum
liburan bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar….Besok….Mau ya…”. Ujar Bomi
yang kini sudah duduk disampingnya.
Sunggyu mendengar percakapan keduanya, akan
tetapi ia masih asyik bermain game.
“Besok?? Ehh,,Mian Bomi-ya,,Aku tak bisa….”
“Waeyo??”
“Besok aku akan pergi kencan bersama
Luhan….Mianhae Mi-ya”
“Eohh,,Ye. Gwenchana….Tak apa….” Ucap Bomi
singkat.
Sunggyu melirik kedua orang didepannya.
Dilihatnya perubahan pada raut wajah Bomi.
“Kau bisa jalan-jalan dengan Oppa Bomi-ya”
ucap Sunggyu cepat.
“Ehh,,Gwenchana Oppa….Tak perlu repot-repot”.
“Nde Mi-ya….Kau bisa jalan-jalan bersama
Oppa….Tidak usah sungkan….” Ujar Chorong meyakinkan.
“Anieyo….”. “Chorong-ah….bagaimana dengan
tugas dari Ahn songsaengnim?? Apa kau sudah mengerjakannya??” timpal Bomi,
mengubah topik pembicaraan.
“Aku baru mengerjakan beberapa saja. Lagipula
tugas itu masih lama dikumpulnya….”
“Hhehe…Iya juga sihh”.
-
-
Ketiga orang itu kembali dalam pekerjaannya
masing-masing.
Malam semakin larut. Cahaya bulan musim semi masih tampak semangat
dalam menyinari gelapnya malam. Bintang-bintang bertaburan, kelap-kelipnya memberi
keindahan pada langit malam. Tak lupa, samar-samar gumpalan awan juga berjalan
berarak. Memberi kesan ‘wahh’ bagi pasang mata yang melihatnya.
Malam ini Bomi kembali menginap di rumah
Chorong. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, akan tetapi Bomi belum juga
jatuh terlelap. Kedua matanya masih terjaga. Ia
memperhatikan wajah pulas Chorong yang ada disampingnya. Ia bahagia
memiliki sahabat seperti Chorong, Gadis baik, riang, cerdas, cantik, perhatian
pula. Tangan Bomi terulur membelai anak rambut Chorong. Sesaat kemudian ia
teringat akan sesuatu. Suatu hal yang membuat dadanya menjadi sesak dikala
mengingatnya. Ia merasa bersalah pada
gadis itu. Selama ini ia tak mampu mengungkapkan apa yang telah ia sembunyikan.
“Chorong-ah,, Mianhae…..Maafkan aku….”
"There is only one of you in this world my friend. You’re my joy and my
soul. I’ll continue to treasure our importance. I swear to God I love you
my friend"
~SNSD~
To Be
Continue
Annyeong.....
Hai..hai readers,,mian
kalau ff yang aku buat nampak nggak jelas atau apalah sejenisnya. Aku baru saja
berkreasi membuat ff..Jadii,,mohon dimaklumi yaa,,Gomawo sudah mampir
diblogku.. ^_^ ^_^
Sincerelly
R_Hyesoo
#Chorong#Luhan#Woohyun#Sunggyu#Bomi
NJ casino 2021 : Get in the game with a $20 no deposit bonus
BalasHapusBorgata Hotel 태백 출장마사지 Casino & Spa has just been given 속초 출장안마 the green light to offer $20 no deposit 의왕 출장안마 bonus. It's the 여수 출장샵 first online 사천 출장안마 casino you can